Friday, December 6, 2019

SIAPA KH MAFTUH BASTHUL BIRRI

>>MENGENAL KH MAFTUH BASTHUL BIRRI<<

Pondok Pesantren #Lirboyo, #Hidayatul_Mubtadiin, adalah salah satu pesantren tua di Kediri yang berdiri sejak tahun 1910 M. Dari tahun ke tahun santri semakin bertambah banyak. Maka muncullah unit-unit yang tidak kurang dari 10-an unit di pesantren ini. Pesantren-pesantren unit itu tetap dalam payung besar Pondok Pesantren Lirboyo. Salah satu unitnya yang akan kita ulas adalah #PPMQ, Pondok Pesantren Murottilil Quran, asuhan Romo KH. Maftuh Basthul Birri.

#Sang_Hafidz_Al_Quran_yang_Produktif_Menulis

KH. Maftuh Basthul Birri terlahir di #Karangwuluh Kutoarjo Purworejo Jawa Tengah pada tahun 1948 M. Mula-mula beliau menghafal al-Quran di hadapan #KH_Ahmad_Munawwir, Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta. Dilanjut belajar #Qiraah_sab’ah di hadapan #KH_Nawawi_Abdul_Aziz (#Ponpes_AN_NUR_Ngrukem, Bantul Yogyakarta,yang masih terhitung sebagai paman beliau). Beliau juga pernah tabarukan di Pondok Pesantren #Yanbuul_Quran_Kudus di hadapan #Kyai_Arwani_Amin, Kudus.

Selanjutnya KH. Maftuh Basthul Birri belajar ke Pondok Pesantren Lirboyo Kediri dan #Pesantren_Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Beliau bukan hanya ahli dalam bidang bacaan al-Quran, melainkan juga dalam bidang tulis-menulis al-Quran (#khath). Hasil karyanya dalam bidang kaligrafi cukup banyak dan sangat indah. Tidak berlebihan jika kita menggolongkan beliau ke dalam daftar para #khaththat handal Indonesia.

Saat ini beliau menjadi pengasuh di Pondok Pesantren Murotilil Quran (PPMQ) Lirboyo Kediri. Pesantren ini termasuk salah satu unit dari Pondok Pesantren Lirboyo yang konsen dalam mempelajari al-Quran. Pesantren yang dirintis KH. Maftuh Basthul Birri ini telah banyak mencetak hafidz-hafidzah berkualitas sekaligus mumpuni membaca dan memahami kitab-kitab kuning (#kitab_klasik_Islam).

Di awal-awal berdirinya semaan al-Quran “#Jantiko_MANTAB” beliau aktif sebagai qari’ untuk daerah Kediri dan sekitarnya. Beliau juga menjadi pengamal #Wirid_Dzikrul_Ghafilin-nya #Gus_Miek, sehingga tidak heran kalau beliau menulis biografi dan karomah singkat para wali yang disebutkan dalam wirid itu.

Kedalaman ilmu dan pengalaman KH. Maftuh Basthul Birri dalam bidang al-Quran dan kitab kuning mengantarkan beliau menjadi penulis produktif dan kreatif. Diantara hasil karyanya adalah:

#Hidangan_Segar_Al_Quran (Keutamaan-keutamaan dan Kewajiban Belajar al-Quran). Kediri: Pustaka Jet Tempur, PPMQ Lirboyo.

#Persiapan_Membaca_Al_Quran dengan Rosm Utsmani dan Tanda Baca yang Bertajwid. Kediri: Pustaka Jet Tempur, PPMQ Lirboyo.

#Mari_Memakai_Al_Quran_Rosm_Utsmaniy (RU), Kajian Tulisan al-Quran dan Pembangkit Generasinya. Kediri: Pustaka Jet Tempur, PPMQ Lirboyo.

#Al_Quran_Bonus_yang_Terlupakan, Metode canggih mengaji dan mengajar al-Quran dan Perihal yang Terkait. Kediri: Pustaka Jet Tempur, PPMQ Lirboyo.
Fath al-Mannan (Tajwid Jawa Komplit). Surabaya: CV Ihsan.

#Standar_Tajwid_Bacaan_Al_Quran (terjemah bahasa Indonesia Fath al-Mannan). Kediri: Pustaka Jet Tempur, PPMQ Lirboyo.

#Mental_Khataman_Al_Quran. Kediri: Pustaka Jet Tempur, PPMQ Lirboyo.

#Reformasi_Menurut_Al_Quran. Kediri: Pustaka Jet Tempur, PPMQ Lirboyo.

#Manaqib_al_Auliya_al_Khamsin. Kediri: Pustaka Jet Tempur, PPMQ Lirboyo.

#Manaqib_50_Wali_Agung (terjemahan bahasa Indonesia dari Manaqib al-Auliya’ al-Khamsin) Kediri: Pustaka Jet Tempur, PPMQ Lirboyo.

#Jet_Tempur, Turutan Mengaji Al-Quran Kanak-kanak (Pemula). Kediri: Pustaka Jet Tempur, PPMQ Lirboyo.

Berdirinya pondok pesantren unit Lirboyo yang satu ini, tidak bisa dilepaskan dari Madrasah Murottilil Qur’an (MMQ) yang dirintis oleh KH. Maftuh Basthul Birri. Madrasah ini berawal sekitar tahun 1397 H/ 1977 M yang kala itu berupa pengajian dengan sistem sorogan yang diasuh langsung oleh KH. Maftuh Basthul Birri. Karena semakin banyaknya santri yang mengaji, maka sekitar tahun 1979/ 1980 M. MMQ berdiri sebagai lembaga pendidikan Pondok Pesantren Lirboyo yang khusus membidangi al-Quran.

Kepengrursan MMQ sendiri mulai dibentuk tahun 1990. Dan mengingat kuantitas siswa yang terus bertambah, MMQ merasa perlu untuk memilah siswanya dalam beberapa tingkatan. Maka dibentuklah jenjang pendidikan dengan tingkatan Ibtidaiyyah, Tsanawiyyah dan Aliyyah. Kemudian sekitar tahun 1997, dibentuklah sebuah jam’iyyah sebagai media ta’aruf antar santri MMQ dan ajang pendidikan yang bersifat ekstra kurikuler. Diantara kegiatannya adalah mengembangkan bakat santri dalam seni baca al-Quran.

Setiap tahun, MMQ terus melakukan perkembangan. Dan di tahun 2011 ini, dalam MMQ terdapat lima tingkatan.

Pertama, tingkat I’dadiyah. Waktunya setengah tahun, dengan materi; Buku Turutan A, Ba, Ta.. Jet Tempur, mempelajari dan membaca mulai surat al-A’la sampai surat an-Nas.

Kedua, tingkat Ibtidaiyah. Waktunya setengah tahun, dengan materi; Buku Persiapan Membaca al-Quran, Buku Bonus Agung yang Terlupakan, mempelajari dan menghafal mulai surat al-A’la-surat an-Nas.

Ketiga, tingkat Tsanawiyah. Waktunya setengah tahun, dengan materi; Buku Standar Tajwid (Fathul Mannan), Manaqib al-Auliya’ al-Khamsin, mempelajari dan menghafal mulai surat al-A’la-syrat an-Nas, surat Yasin, al-Waqi’ah dan Bacaan-bacaan Ghorib.

Keempat, tingkat Aliyah. Waktunya kurang lebih satu tahun setengah, dengan materi; Buku Mari Memakai Rosm Utsmany, sorogan al-Quran mulai juz 1- 30 dan menghafal qisharis suwar.

Sedangkan tingkatan kelima adalah Sab’atul Qira-at. Waktunya kurang lebih dua bulan dan diperuntukkan bagi siswa yang sudah selesai setoran al-Quran 30 juz, telah sukses menghafalkan surat-surat pendek (antara lain; juz 30, al-Mulk, al-Waqi’ah, ad-Dukhan, Yasin, as-Sajdah, al-Kahfi,) dan telah terdaftar sebagai peserta Takhtiman (Khatmil Quran).

Pada tanggal 16 Juni 2002, MMQ meresmikan cabangnya di daerah Batam. Kala itu, meski dengan fasilitas minim (bahkan tempat mengajinya masih meminjam lahan yang terletak di kawasan liar belakang Dormitori Blok R kawasan industri Batamindo Muka Kuning), MMQ Batam telah diikuti kurang lebih 600 siswa dengan tingkatan yang sama dengan MMQ Pusat, yaitu tingkatan Jet Tempur, Ibtidaiyyah, Tsanawiyyah, Aliyyah, Tahaffuzh, dan Qiro-ah Sab’ah. Cabang MMQ dengan Akte Notaris Yondri Darto, S.H. No. 196 tanggal 20 Juli 2004 ini, kini telah diikuti oleh lebih dari 4000 santri.

Selain MMQ, di dalam Pondok Pesantren Murottilil Qur’an (PP MQ) juga ada Majlis Qiro’ah Wat Tahfidz (MQT). Kegiatannya terbagi dua, harian dan mingguan.

Harian meliputi: shalat jamaah lima waktu, qiyamullail, mengaji setor hafalan (ba’da jamaah shalat Shubuh), murattalan bersama (aktivitas memperbaiki bacaan al-Quran, membenahi makhraj dan menerapkan shifatul huruf yang dilaksanakan setelah jamaah shalat Dzuhur), dan mengaji Takror Hafalan (sebuah kegiatan yang mngumpulkan antara guru dan santri guna mengulang dan memahirkan hafalan al-Quran, disamping penyampaian materi kitab-kitab tajwid setelah jamaah shalat Ashar).

Kegiatan mingguannya adalah: musyawarah kitab-kitab tajwid (Kamis sore), Jam’iyyah Maulidiyyah (kegiatan yang di dalamnya juga berisikan pembacaan Manaqib Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, latihan khithabah dan praktek ubudiyyah setiap malam Jum’at), serta semaan al-Quran (hari Jum’at selepas jamaah shalat Shubuh). MQT juga membagi tingkatan-tingkatan anggotanya. Tingkat Marhalah I’dadiyyah (waktunya setengah tahun, dengan materi; hafalan surat-surat penting dan buku Persiapan Membaca Al-Quran), Tingkat Marhalah Ula, (waktunya satu tahun, dengan materi; hafalan juz 1-10 dan buku Standar Tajwid), Tingkat Marhalah Tsaniyyah, (waktunya satu tahun, dengan materi; hafalan juz 11-20 dan buku Tajwid Jazariyyah), Tingkat Marhalah Tsalitsah, (selama satu tahun, dengan materi; hafaln juz 21- 30 dan buku Tajwid Jazariyyah), dan Tingkat Sab’atul Qira-at (ditempuh kurang lebih tiga tahun dan diperuntukkan bagi santri yang telah mengkhatamkan al-Quran di hadapan KH. Maftuh Basthul Birri).

PPMQ kian hari makin berkembang. Saat ini, PP. MQ yang diketuai Agus Khothibul Umam dan Imam Hasan Asy’ari Sebagai sekretarisnya, untuk MMQ diikuti siswa sebanyak 1467 dan MQT sejumlah 78 santri. Untuk menampung para santrinya, tahun 2005 dibangunlah bangunan baru di Dusun Sidomulyo Desa Klodran Kec. Semen yang berjarak kurang lebih 3 km dari PP. Lirboyo yang saat ini dihuni oleh 127 santri, 36 diantaranya adalah santri putri. Dan meskipun PP. MQ adalah pesantren yang fokus pada pengkajian al-Quran, di dalamnya juga diajarkan ilmu tauhid, fikih, akhlak, hadis, nahwu dan shorof, yang digelar setiap hari mulai pukul 08.00 WIs.

Shalawat Mengajilah Al-Quran Karya KH. Maftuh Basthul Birri:

صَـلاةُ اللهِ سَـلامُ اللهِ # عَـلَى طـهَ رَسُـوْلِ اللهِ
صَـلاةُ اللهِ سَـلامُ اللهِ # عَـلَى يـس حَبِيْـبِ اللهِ
اِلهِـى عَـلِّـمِ اْلاُمـَّة #  بالْقُرْان وَالْحكْمَة
وَبالْعُلُوْم وَالْاَعْمَال # بِاَهْـلِ الْبَـدْرِ يـَا اَللهُ
اِلهِـى اغْفِـرِ وَاَ كْرِمْنَـا #  بِـنَيـْلِ مـَطَالِبٍ مِنَّا
وَدَفْـعِ مَسَـاءَةٍ عَـنَّا # بِاَهْـلِ الْبَـدْرِ يـَا اَللهُ
اَتَيـْنَا طَالِـبِى الرِّفْـقِ # وَجُـلِّ الْخَـيْرِ وَالسَّـعْدِ
فَوَسِّـعْ مِنْحَـةَ اْلاَيـْدِىْ # بِاَهْـلِ الْبَـدْرِ يـَا اَللهُ
Al-Quran penuh berkah, mengajilah biar gagah (2X)

Al-Quran penuh cahaya, mengajilah biar kaya.

Ngaji Quran tidak mudah, janganlah dianggap mudah (2X)

Jangan hanya kanak-kanak, tua pun mengajilah.

Para guru para imam, mengajilah sampai mahir (2X)

Itulah perintah Allah, janganlah dilupakan.

Baca tulisan bukanlah ngaji, bahkan harus sampai hafal pandai (2X)

Itulah namanya ngaji, yang harus kita tekuni.

Kalau Quran diremehkan, hilanglah barokah Allah (2X)

Gejolak datang petaka datang, susah payah kita semua.

Sekarang bukti nyata, sadarlah kita bersama (2X)

Di dunia berantakan, di akhirat masuk neraka.

Semoga Allah melimpahkan, keberuntungan bagi kita (2X)

Di dunia sejahtera, akhir kelak masuk ke surga.

(Sumber: lirboyo.net)