Sunday, May 24, 2009

DIPA ACEH 2009 14,1 Triliun

JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyerahkan Daftar Isian Pelaksnaan Anggaran (DIPA) 2009 untuk Provinsi Aceh sebesar Rp 14,1 triliun, yang diterima Gubernur Irwandi Yusuf, dalam satu acara yang berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Senin (5/1). Pada saat yang sama Presiden SBY juga menyerahkan DIPA proyek kepada para pimpinan lembaga, menteri selaku pengguna anggaran, dan para gubernur se Indonesia. Presiden menyerahkan tiga jenis DIPA, yakni DIPA sektoral sebanyak 5.948 DIPA, dengan nilai Rp 273,4 triliun, lalu DIPA tugas pembantuan 4.425 DIPA senilai Rp 13,1 triliun, dan DIPA dekonsentrasi 1.835 DIPA senilai Rp 35,9 triliun.

DIPA untuk Aceh terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU) Rp 6,8 triliun, Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp 1 triliun, dan dana Otonomi Khusus (Otsus) Rp 3,7 triliun. Selebihnya adalah DIPA tugas pembantuan dan DIPA sektoral.

Gubernur Irwandi Yusuf mengatakan, kegiatan paling besar untuk anggaran 2009 adalah bidang infrastruktur. Ia mengharapkan dengan diserahkannya DIPA tersebut proses pembangunan dapat segera dilaksanakan. Kita inginkan pembangunan Aceh berjalan dengan maksimal dan secepatnya mencapai kesejahteraan rakyat, katanya kepada Serambi seusai menerima dokumen DIPA itu, di Jakarta, kemarin.



Menurut Gubernur, DIPA Aceh 2009 yang jumlahnya Rp 14,1 triliun, lebih kecil dibandingkan dengan DIPA 2008 lalu yang mencapai Rp 18 triliun. Namun DIPA Aceh tahun lalu itu sudah termasuk dengan anggaran untuk BRR NAD-Nias, ujarnya.



Terserap maksimal

Sementara itu, harapan agar serapan maksimal APBN untuk pembangunan Aceh disampaikan anggota Panitia Anggaran DPR RI asal Aceh Teuku Riefky Hasrya. Kami mengharapkan agar penggunaan dana APBN yang ditransfer ke Aceh penyerapannya dapat maksimal. Dengan demikian percepatan pembangunan infrastruktur dan pembangunan perekonomian Aceh berjalan dengan baik, ujar Teuku Riefky, politisi Partai Demokrat yang juga anggota Komisi VII.



Ia mengingatkan, 2009 merupakan tahun hiruk-pikuk politik dengan agenda pemilihan umum. Tentu saja kita ingatkan agar Pemerintah Daerah harus tetap optimal dalam rangka mendorong percepatan pembangunan Aceh, ujarnya.



Mengutip pernyataan Presiden SBY, Teuku Riefky mengatakan, dalam sejarah baru pertama kali APBN Indonesia menembus angka Rp 1.000 triliun, dengan difisit Rp 4 triliun. Kalau kondisi membaik, kemungkinan besar 2009 ini terjadi surplus, kata Teuku Riefky yang kembali dicalonklan Partai Demokrat duduk di Senayan pada Pemilu 2009.



Gaji Kecil

Presiden SBY dalam sambutannya sempat mengeluhkan kecilnya gaji yang diterimanya selaku Kepala Negara dibanding pejabat yang lain atau pimpinan BUMN. Dia berharap sistem penggajian ini di masa depan lebih adil. Gaji presiden harusnya yang paling tinggi, tapi ternyata tidak, ujar Presiden SBY.



Meski demikian, Presiden SBY mengaku tidak akan mempersoalkan jumlah gajinya itu, asalkan semua itu dilakukan dengan adil. Tidak apa-apa, yang penting ke depan harus paling adil dan paling tepat, pintanya.


SBY juga mengomentari gaji menteri yang terlalu kecil, bahkan 4 tahun terakhir gaji menteri tidak pernah naik. Kalau kita lihat ada kelompok G-8 dan G-20, di Indonesia ada G-19, yakni gaji menteri hanya Rp 19 juta, yang selama 4 tahun tidak pernah naik-naik. Tapi tidak apa-apa, jelas SBY yang disambut tawa hadirin.


Sumber: Serambi Indonesia