Friday, September 11, 2009

KEPEMIMPINAN ABAD 21

*      Melihat kompleksitas masalah sekarang ini, dalam organisasi memerlukan pemimpin yang berorientasi pada corak kepemimpinan masa kini. Kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang mampu membawa organisasi sesuai dengan asas-asas manajemen modern, sekaligus bersedia memberikan
            kesejahteraan dan kebahagiaan kepada bawahan dan masyarakat luas.
*      Karena itu keberhasilan seorang pemimpin dapat dinilai dari produktivitas dan prestasi yang dicapainya, juga dapat dinilai dari kepiawaiannya dalam memimpin suatu organisasi.
*      Pengetahuan dan pembelajaran akan menjadi asset pembeda pada abad ke 21. Staf akan mengerti bagaimana menilai dengan cepat informasi dan lebih penting lagi bagaimana menyaringnya, mengevaluasi, meringkas dan bagaimana menjadikannya ke dalam suatu rencana kegiatan.
*      Mereka akan mempunyai tingkat fleksibilitas dan adaptasi yang tinggi dalam menghadapi kemajuan teknologi, serta akan meningkatkan kecakapan dalam hubungan dengan orang.
*      Mereka tidak akan memandang karir mereka sebagai pendakian hirarkis pada tangga sebuah organisasi, tetapi justru akan mempunyai mobilitas yang tinggi dan akan termotivasi oleh tantangan –tantangan yang ada.
*      Bagaimana seorang pemimpin dapat mengembangkan self-leadership yang dibutuhkan untuk menjalankan organisasi pada abad ke 21?
*      Superleadership yang dimulai dengan gagasan bagaimana memimpin individu untuk menjadi pemimpin bagi diri mereka sendiri,
*      bergerak ke gagasan untuk memimpin tim dan kemudian mengusulkan gagasan untuk mengembangkan budaya total self-leadership melalui organisasi.
Self-leadership
*      perluasan yang difokuskan pada perilaku, pola pikir dan perasaan yang digunakan untuk mempengaruhi atas diri sendiri.
*      Self-leadership adalah apa yang orang lakukan untuk memimpin diri mereka sendiri.
*      Mengembangkan setiap orang memiliki self-leadership yang efektif adalah tantangan yang menarik dan berat.
*      Pemimpin yang melakukan ini disebut superleader suatu istilah yang digunakan manajer dan eksekutif yang bertanggung jawab memimpin orang lain, staf mereka.
Superleader
*      seseorang yang memimpin orang lain untuk memimpin diri mereka sendiri.
*      Superleader mendisain dan meletakkan sistem yang diikuti dan mengajar karyawan untuk menjadi self-leader.
*      Pendekatan tersebut terdiri dari perluasan perangkat perilaku, yang semuanya dimaksudkan untuk menjadikan pengikut mempunyai kemampuan perilaku dan kognitif yang penting untuk melatih selfleadership.
*      Superleader akan selalu berfokus pada “Apa yang dapat saya lakukan untuk memimpin orang lain agar mereka memimpin diri mereka sendiri ?”
SUPERLEADERSHIP
*      dikenal juga sebagai pemimpin empowering (pemberdaya).
*      Pemimpin super mempunyai kekuatan dan kebijakan untuk membantu mendorong kemampuan pengikut yang mengelilingi mereka.
*      Kekuatan superleader pada akhirnya berlipat-lipat karena adanya kekuatan orang lain.
*      Superleader mendorong pengikutnya untuk berinisiatif, bertanggung jawab sendiri, percaya diri, merencanakan tujuan sendiri, berpikir secara positif, dan mampu mengatasi permasalahan.
*      memberi semangat kepada orang lain untuk bertanggung jawab dari pada memberi perintah.
STRATEGI SELF-LEADERSHIP
*      Self-set Goal adalah penting sebagai salah satu dari kesuksesan self-leadership. Menentukan tujuan untuk menetapkan basis self-direction serta menetapkan prioritas.
*      Tujuan harus bersifat menantang tetapi spesifik dan terjangkau untuk mencapai suatu hasil yang optimal.
*       Tantangan utama pemimipin adalah bagaimana mendisain organisasi tersebut untuk membentuk superleadership sebagai suatu bentuk kepemimpinan yang alami dan diterima.
*      Secara keseluruhan, misi yang paling mendasar dari pengembangan self leadership berkaitan dengan penerapan konsep struktur organisasi adalah sebagai organisasi horizontal.
Organisasi yang bergerak kearah model horizontal tampaknya perlu menggunakan strategi berikut :
*      Mendatarkan organisasi, menghapuskan lapisan manajemen dan supervisi yang tidak perlu;
*      Mengorganisir sekitar proses pekerjaan kunci daripada fungsi tradisional;
*      Menempatkan karyawan dalam teamwork dengan tanggung jaawab dan kekuasaan yang luas untuk mengelola mereka sendiri;
*      Memberi penghargaan pada karyawan atas dasar keterampilan pekerjaan yang sesuai dengan yang mereka miliki dan atas kinerja tim;
*      Menempatkan kesempatan yang banyak bagi karyawan untuk mempunyai kontak yang regular dengan pengguna layanan;
*      Menyediakan informasi yang bermakna bagi karyawan, pelatihan untuk membantu mereka membuat keputusan yang efektif, dan menghasilkan pekerjaan yang baik.
Keputusan yang strategis dalam pengelolaan SDM antara lain :
*      Alur kerja: pilihan antara efisiensi, kontrol yang tinggi dan pembagian tugas khusus versus inovasi, fleksibilitas dan kelas-kelas tugas yang lebih luas.
*      Staffing : pilihan antara kontrak informal, rekruitmen dari dalam, dan garis kontrak informal versus kontrak formal, kontrak kinerja staf.
*      Penilaian kinerja: pilihan antara penyeragaman penghargaan, prosedur, kontrol, versus penghargaan fleksibel, tujuan pengembangan, dan input ganda.
*      Kompensasi: pilihan antara keputusan pembayaran tetap, pembayaran berbasis pekerjaan/tugas, pembayaran senioritas dan pembayaran terpusat versus pembayaran beragam, pembayaran yang berorientasi pada tim, pembayaran berbasis kinerja dan pembayaran yang didesentralisasikan.
Sebagai superleader harus mengidentifikasi 5 peran:
*      Sebagai pemimpin, penjaga utama, penterjemah, guru
*      Sebagai penasehat utama.
*      Sebagai petugas akuntabilitas.
*      Sebagai selebrator, cheerleader yang dapat membantu memecah konflik.
*      Sebagai pemimpin yang memilih orang yang akan membuat keputusan akhir
MENGEMBANGKAN KELOMPOK PENGELOLA DIRI SENDIRI
            Manusia pada dasarnya akan bertanggung jawab dan dapat dipercaya
            Beberapa prinsip dasar yang harus digunakan dalam rangka penerapan premis di atas yaitu :
*      Mengurangi jumlah tingkat pengawasan untuk meningkatkan komunikasi
*      Membentuk kelompok untuk dapat bekerja sama.
*      Tiap kelompok diorganisir dalam bentuk pengelolaan diri sendiri.
*      Proses perubahan penting diimplementasikan secara “bottom up”.
*      Jalan menuju pengelolaan diri sendiri cukup berbeda satu dengan yang lainnya.