Almarhum H. Agus Salim dalam bukunya “Riwayat kedatangan Islam ke Indonesia” berkesimpulan bahwa agama Islama masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya agama Islam ke Tionkok, yakni pada abad VII (7) M. pada tahun 758 M telah terjadi kerusuhan antar kaum niaga Islam di Kanton. Dapat dipastikan bahwa pada abad VII (7) M sudah ada orang Indonesia yang beragama Islam terutama di Sumatra dan Jawa. Dan agama Islam telah berkembang sejak pemerintahan Erlangga pada adab IX (9) M. Alasan yang dikemukakan, sejak semula perdagangan Arab Islam dengan tiongkok telah ramai. Mulai abad IX (9) M tidak ada kapal asing lain kecuali Islam yang melayari lautan itu. Tiap kali perjalanan pulang pergi, pulau Sumatra dan Jawa pasti disinggahi. Jalan laut ke timur itu ada dalam kitab-kitab Arab sebagai berikut :
Sesudah menyelusuri pantai semanjung India sampai ke Kulon (Quion) di pesisir Malabar, kemudian masuk ke lautan besar timur Cyelon (Sringlangka), ke pulau-pulau Nikobar kira�kira 15 hari perjalanan dari Cyelon (Sringlangka), ke ujung utara pulau sumatra (tanah Aceh), melalui selat malaka ke india, ke selatan sampai ke palembang menyebrang ke pulau
jawa, pantai utara pulau jawa, 15 hari di laut sampai ke Kamboja, dari situ menyelusuri pantai melalui Kacin Cina sampai ke pesisir Tiongkok. Perjalanan sepanjang pesisir itu
pulang pergi selama 2 bulan. Sewaktu pergi, perjalanan sampai ke Aceh selama 40 hari. Disana berhenti beberapa waktu menantikan musim angin baik. Perjalnan pulang juga 40
hari. Begitulah perjalanan itu setiap tahunnya. Dalam perjalanan mereka pasti singgah di setiap pelabuhan Sumatra dan Jawa.
Muhammad Said, sejarawan yang terkenal pada seminar di Medan tersebut berkesimpulan :
a. Sumber sejarah Arab menegaskan bahwa sejak abad IX (9) M (catatan) sudah banyak pedagan Arab beragama Islam yang mendatangi berbagai bandar di Sumatra.
b. Berdasarkan sumber-sumber dari orang-orang luar (Arab dan Tionghoa), Islam masuk ke Indonesia pada abad I H.
c. Menurut versi itu, pada abad ke I H raja “Tasyi” telah mengirim seorang peninjau ke Holing yang ratunya bernama Sima. Petunjuk lain mengatakan, bahwa Tasyi yang di maksud ini berada di ujung Sumatra. Ada alas an untuk meyakinkan, bahwa yang dimaksud adalah “lamuri” dan “Rami” yang disebut orang Arab pada abad XI (11) M.
d. Maka kemungkinannya bahwa Tasyi sudah
mempunyai raja yang beragama Islam.
e. Prof. Mainar mengatakan, bahwa Rami adalah Lamno yang terletak di pantai barat Sumatra. Di situlah mulai masuknya Islam. Menurutnya dengan menghubungkannya dengan catatan dari Tiongkok itu, ada kemungkinan Tasyi yang dimaksud adalah Lamno atau Rami.
Prof. Dr. HAMKA dalam karangannya (pada risalah seminar di Medan) mengutip keterangan Sir Thomas Arnold dalam bukunya “Preaching of Islam” mengatakan, bahwa pada tahun 684 M di pantai barat pulau Sumatra telah ada satu kelompok perkampungan orang Arab, yakni pada jaman pemerintahan putra Muawiyyah yang bernama Yazid I.
Meskipun dari kutipan Prof.Dr. Hamka itu tidak
dijelaskan pantai barat Sumatra itu dimana, tetapi boleh jadi yang dimaksudnya ialah daerah yang terletak antara wilayah Sumatra Barat-Tapanuli-Aceh sekarang ini. Pada seminar sejarah masuknya Islam ke Indonesia yang diadakan di Medan tahun 1963, salah seorang peserta (Dada Meuraxa) mengatakan bahwa daerah yang mula-mula disinggahi oleh
mubaligh Islam bangsa Arab pada abad pertama itu, ialah “Barus”.
Dalam buku “Sejarah Melayu”, karangan Tun
Muhammad Sri Lanang dimuat Hikayat Raja Pasai. Hikayat itu menceritakan bahwa pada tahun tahun 1536 M raja dari negri Mu’tabar (Malabar) turun dari tahtanya dan memakai baju fakir. Beliau menumpang kapal dari Mekkah yang hendak menuju Samudra Pasai, dengan maksud hendak mengislamkan orang-orang di Samudra Pasai. Pada buku itu disebutkan, bahwa “Setelah beberapa lama berjalan, sampailah beliau pada sebuah negri, fansuri namanya, maka semua orang
Fansuri itu masuk Islam”.
Dari hikayat tersebut maka kita dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Daerah pertama yang didatangi oleh Islam ialah sebelah barat ujung Sumatra, yakni Lamno, yang terletak dalam kawasan Lamuri atau Rami (yang disebut oleh orang Arab dalam abad IX (9) di atas) dan untuk sekarang ini terletak di pinggir perbatasan Aceh Besar dengan Aceh Barat. Hal ini disebabkan karena pinggir pantai Lamno yang merupaan pelabuhan kapal-kapal pada jaman dahulu, adalah daerah yang sangat menarik. Merupakan pelabuhan alam strategis di ujung Sumatra yang menrik bagi pelaut-pelaut Arab, Persia, India, dan lain-lain. Apa yang digambarkan dalam catatan sejarah di atas, rasional sekali. Ini dapat kita saksikan bila melihatnya dari arah laut, apalagi dari atas gunung Grute pemandangannya begitu indah, rasanya pelaut jaman dahulu tidak akan meremehkan keindahan dan strateginya
pesisir daerah Lamno jaya itu.
b. Dari situlah perjalanan safari ini dilakukan oleh mubaligh Islam, baik yang menuju ke pesisir barat pulau Sumatra atau yang menuju selat Malaka, sampai ke Kamboja dan pesisir Tiongkok, seperti yang telah diungkapkan oleh H. Agus Salim di atas.
Dengan demikian, itulah dasar dalam menetapkan tentang daerah pertama yang dimasuki Islam di Indonesia. Semantara para ahli sejarah harus terus menyelediki hal ini
lebih lanjut.